Senin, 03 Agustus 2020

Wali Sunan Ampel


Karomah Sunan Ampel : Ayam Jago, Masjid Perahu Terbalik Hingga Berjalan di Air

Sunan Ampel adalah seorang anggota Wali Songo yang menjadi tokoh paling berpengaruh di pulau Jawa dalam pengembangan ajaran Islam. Dalam Islam sendiri, WALI adalah manusia yang dipilih Allah Karena ketaatan, keimanan hingga ketaqwaannya. Termasuk karomah yang dimiliki seorang wali sejatinya adalah hadiah atas kedekatannya pada sang Ilahi. Membahas mengenai Sunan Ampel, anggota walisongo yang memiliki nama Asli Raden Ali Rahmatullah ini juga tidak lepas dari karomah yang dimilikinya.

Karomah Sunan Ampel konon adalah berupa Ayam Jago yang selalu menang dalam sebuah perlombaan sabung ayam. Kemudian kisah beliau yang mampu menyeberangi sungai tanpa basah sedikitpun hingga sebuah bangunan masjid Perahu Terbalik yang sampai saat ini masih digunakan sebagai tempat ibadah umat muslim.

Karomah Sunan Ampel inilah yang menjadikan beliau sebagai salah satu Sunan paling disegani bahkan masih diharapkan berkah nya oleh para peziarah. Tak henti-hentinya mereka mendatangi makam Sunan Ampel untuk berdoa (ngalap berkah). Bagaimana kisah karomah yang dimiliki Sang Sunan Ampel ini

Menyeberang Sungai Tanpa Basah

Saat diutus Raja Brawijaya V untuk membuka lahan perdikan (otonom) itu, Raden Rahmat berangkat dari Trowulan menyusuri Sungai Brantas menuju Ujung Galuh (Surabaya). Dalam perjalanan itu, dia berhenti di Sungai Kalimas. Nah di Sungai inilah beliau menunjukkan karomah yang dimilikinya. Beliau menyeberangi Sungai ini tanpa menggunakan perahu atau alat apapun. Beliau hanya menggunakan peralatan seadanya.

Peralatan ini berupa, kayu dan batang pohon pisang lalu dirangkai dengan tangannya sendiri. Beliau memanfaatkan sampan sederhana ini untuk menyeberang. Uniknya beliau tidak basah sedikitpun meski sampan yang digunakan sangat sederhana dan banyak kebocoran disana sini. Karomah Sunan Ampel ini membuat warga sekitar sungai penasaran siapakah gerangan orang sakti yang mampu menyeberangi sungai tanpa menggunakan perahu itu.

Setelah menyeberangi sunagi, Kanjeng Sunan memberitahukan kepada si laki-laki yang memberanikan diri menanyakan siapakah diri beliau sebenarnya. Beliau menyarankan kepadanya agar menggunakan akalnya dengan baik, agar memanfaatkan karunia yang diberikan oleh Allah Ta’ala dalam rangka ibadah kepada-Nya.

Kisah Ayam Jago

Dalam perjalanannya membuka lahan kosong menjadi sebuah pemukiman, Sunan Ampel bertemu dengan banyak warga yang masih belum beriman kepada ALLAH. Warga di sekitar daerah itu ternyata masih sangat abangan (pengetahuan agama nya sangat rendah). Saat itu warga sekitar banyak penjudi dan penganut kepercayaan animisme serta doyan dengan namanya sabung ayam.

Dari sini kembali karomah Sunan Ampel ditunjukkan. Beliau ditantang oleh warga sekitar yang suka main judi untuk beradu ayam jago. Sunan Ampel pun selalu menang dalam pertarungan sabung ayam Karena ayam jago yang beliau miliki bukan ayam jago biasa. Terus menang dalam setiap pertandingan, membuat Sunan Ampel disegani oleh warga sekitar. Melihat kehebatan sang Sunan warga kemudian menyatakan taubat dan beriman kepada Allah.

Masjid Perahu Terbalik

Melihat kondisi masyarakat peneleh itu, Sunan Ampel memutuskan untuk mendirikan masjid. Tujuannya agar bisa merangkul mereka ke jalan yang lebih baik. Memang sejak kedatangan Raden Rahmatullah di desa Peneleh, beliau selalu melihat situasi di Peneleh hingga akhirnya menetap di sekitar Peneleh sekaligus mensyiarkan ketauhidan ajaran Allah.

Kehebatan Sabung Ayam yang ditunjukkan Sunan Ampel dengan karomah yang dimilikinya membuat warga semakin tunduk dan segan pada beliau. Kemudian, setiap hari masyarakat terus mengikuti dirinya. Seiring berjalannya waktu juga diajarkan tentang keimanan dan tata cara beribadah yang benar. Di tempat itu pula didirikan langgar atau surau untuk tempat ibadah.

‎Sunan Ampel mengajarkan tata cara beribadah yang benar. Termasuk meninggalkan kebiasaan berjudi dan sabung ayam. Jika dilihat dari atas, Masjid Jami Peneleh ini mirip seperti perahu terbalik yang menghadap ke arah barat. Maknanya, mengajak masyarakat untuk beribadah (salat) ke arah kiblat (Mekah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar