“Jangan takut jatuh karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal yang tidak pernah melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan baru dan mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua.” ( Buya Hamka ) " Salam Han9at Aka Center 9.1 "
“Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitik embun yan
Sabtu, 31 Agustus 2013
Kamis, 29 Agustus 2013
Profil Partai Persatuan Pembagunan
Profil Partai Persatuan Pembagunan
Partai Persatuan Pembagunan (PPP)
didirikan tanggal 5 Januari 1973, sebagai hasil fusi politik empat
partai Islam, Partai Nadhlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia
(Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Islam
Perti.
PPP didirikan oleh lima deklarator yang merupakan pimpinan empat Partai Islam peserta Pemilu 1971 dan seorang ketua kelompok persatuan pembangunan, semacam fraksi empat partai Islam di DPR. Para deklarator itu adalah KH Idham Chalid, Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama; H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia (Parmusi); Haji Anwar Tjokroaminoto, Ketua Umum PSII; Haji Rusli Halil, Ketua Umum Partai Islam Perti; dan Haji Mayskur, Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di Fraksi DPR.
PPP berasaskan Islam dan berlambangkan Ka'bah. Akan tetapi dalam perjalanannya, akibat tekanan politik kekuasaan Orde Baru, PPP pernah menanggalkan asas Islam dan menggunakan asas Negara Pancasila sesuai dengan sistem politik dan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahun 1984.
Pada Muktamar I PPP tahun 1984 PPP secara resmi menggunakan asas Pancasila dan lambang partai berupa bintang dalam segi lima. Setelah tumbangnya Orde Baru yang ditandai dengan lengsernya Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998 dan dia digantikan oleh Wakil Presiden B.J.Habibie, PPP kembali menggunakan asas Islam dan lambang Ka'bah. Secara resmi hal itu dilakukan melalui Muktamar IV akhir tahun 1998.
Sesuai dengan Anggaran Dasar PPP yang dihasilkan Muktamar V tahun 2003, pada pasal 3 disebutkan bahwa tujuan Partai Persatuan Pembangunan adalah terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, sejahtera lahir bathin dan demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila di bawah ridho Allah Subhanahu Wata'ala.
Ketua Umum DPP PPP yang pertama adalah H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH yang menjadi Ketua Umum, sejak tanggal 5 Januari 1973 sampai mengundurkan diri tahun 1978. Selain jabatan Ketua Umum pada awal berdirinya PPP juga mengenal presidium partai yang terdiri dari KH.Idham Chalid sebagai Presiden Partai, H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Drs.H.Th.M.Gobel, Haji Rusli Halil dan Haji Masykur, masing-masing sebagai Wakil Presiden.
Ketua Umum DPP PPP yang kedua adalah H. Jailani Naro, SH. Dia menjabat dua periode. Pertama tahun 1978 ketika H.Mohammad Syafaat Mintaredja mengundurkan diri sampai diselenggarakannya Muktamar I PPP tahun 1984. Dalam Muktamar I itu Naro terpilih lagi menjadi Ketua Umum DPP PPP.
Ketua Umum DPP PPP yang ketiga adalah H. Ismail Hasan Metareum, SH, yang menjabat sejak terpilih dalam Muktamar II PPP tahun 1989 dan kemudian terpilih kembali dalam Muktamar III tahun 1994.
Ketua Umum DPP PPP yang keempat adalah H. Hamzah Haz yang terpilih dalam Muktamar IV tahun 1998 dan kemudian terpilih kembali dalam Muktamar V tahun 2003. Hasil Muktamar V tahun 2003 juga menetapkan jabatan Wakil Ketua Umum Pimpinan Harian Pusat DPP PPP, yang dipercayakan muktamar kepada mantan Sekjen DPP PPP, H. Alimawarwan Hanan,SH.
Ketua Umum DPP PPP yang kelima adalah H. Suryadharma Ali yang terpilih dalam Muktamar VI tahun 2007 dengan Sekretaris Jenderal H. Irgan Chairul Mahfiz sedangkan Wakil Ketua Umum dipercayakan oleh muktamar kepada Drs. HA. Chozin Chumaidy.
PPP sudah mengikuti sebanyak enam kali sejak tahun 1977 sampai pemilu dipercepat tahun 1999 dengan hasil yang fluktuatif. Dilihat dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1977 PPP meraih 18.745.565 suara atau 29,29 persen. Sedangkan dari sisi perolehan kursi, PPP mendapatkan 99 kursi atau 27,12 persen dari 360 kursi yang diperebutkan
Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1982 PPP meraih 20.871.800 suara atau 27,78 persen. Dari perolehan kursi, PPP mendapatkan 94 kursi atau 26,11 persen dari 364 kursi yang diperebutkan.
Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1987 PPP meraih 13.701.428 suara arau 15,97 persen. Sedangkan dari perolehan kursi, PPP meraih 61 kursi atau 15,25 persen dari 400 kursi yang diperebutkan.
Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1992 PPP meraih 16.624.647 suara atau 14,59 persen. Dari sisi perolehan kursi PPP meraih 62 kursi atau 15,50 persen dari 400 kursi yang diperebutkan.
Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1997 PPP meraih 25.340.018 suara. Sedangkan dari sisi perolehan kursi, PPP meraih 89 kursi atau 20,94 persen dari 425 kursi yang diperebutkan.
Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1999 PPP meraih 11.329.905 suara atau 10,71 persen. Dari sisi perolehan kursi, PPP meraih 58 kursi atau 12,55 persen dari 462 kursi yang diperebutkan.
Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 2004 PPP meraih 9.248.764 atau 8,14 persen. Dari sisi perolehan kursi, PPP tetap meraih 58 kursi atau 10,54 persen dari 550 kursi yang diperebutkan.
Pada Pemilu 1977, PPP meraih kursi pada 22 provinsi atau 84,62 persen dari 26 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Irian Jaya.
Pada Pemilu 1982, PPP meraih kursi pada 22 provinsi atau 81,84 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Timur Timur.
Pada Pemilu 1987, PPP meraih kursi pada 22 provinsi atau 81,84 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Timur Timur.
Pada Pemilu 1992, PPP meraih kursi pada 18 provinsi atau 66,66 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi adalah Jambi, Bengkulu, Lampung, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Timor Timur.
Pada Pemilu 1997, PPP meraih kursi pada 18 provinsi atau 66,66 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Jambi, Bengkulu, Lampung, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Timor Timur.
Pada Pemilu dipercepat tahun 1999, PPP meraih kursi pada 24 provinsi atau 88,88 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Bali, Irian Jaya, dan Timur Timur.
Pada Pemilu 2004, PPP meraih kursi pada 23 provinsi atau 69.69 persen dari 33 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Babel, Kepri, DIY, Bali, NTT, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Irian Jaya Barat, dan Papua .
Selama pemilu yang diselenggarakan pemerintahan otoriter Orde Baru, PPP selalu berada dalam keadaan tertindas, kader-kader PPP dengan segala alat kekuasaan Orde Baru dipaksa meninggalkan partai, kalau tidak akan dianiaya.
Selama masa Orde Baru banyak kader-kader PPP terutama di daerah yang ditembak, dipukul, dan malah ada yang dibunuh. Saksi-saksi PPP diancam, suara yang diberikan rakyat ke PPP dimanipulasi untuk kemenangan Golkar, mesin politik Orde Baru.
PPP memiliki tiga visi-misi utama dalam perjuangannya. Pertama, PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, meningkatkan mutu kehidupan beragama, mengembangkan Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim).
Dengan demikian PPP mencegah berkembangnya faham-faham atheisme, komunisme/marxisme/leninisme, serta sekularisme, dan pendangkalan agama dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Kedua, PPP berkhidmat untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan memperhatikan nilai-nilai agama terutama nilai-nilai ajaran Islam, dengan mengembangkan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia).
Dengan demikian, PPP mencegah dan menentang berkembangnya neo-feodalisme, faham-faham yang melecehkan martabat manusia, proses dehumanisasi, diskriminasi, dan budaya kekerasan.
Yang ketiga, PPP berkhidmat untuk berjuang memelihara rasa aman, mempertahankan dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengembangkan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa).
Dengan demikian, PPP mencegah dan menentang proses disintegrasi, perpecahan dan konflik sosial yang membahayakan keutuhan bangsa Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
PPP didirikan oleh lima deklarator yang merupakan pimpinan empat Partai Islam peserta Pemilu 1971 dan seorang ketua kelompok persatuan pembangunan, semacam fraksi empat partai Islam di DPR. Para deklarator itu adalah KH Idham Chalid, Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama; H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia (Parmusi); Haji Anwar Tjokroaminoto, Ketua Umum PSII; Haji Rusli Halil, Ketua Umum Partai Islam Perti; dan Haji Mayskur, Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di Fraksi DPR.
PPP berasaskan Islam dan berlambangkan Ka'bah. Akan tetapi dalam perjalanannya, akibat tekanan politik kekuasaan Orde Baru, PPP pernah menanggalkan asas Islam dan menggunakan asas Negara Pancasila sesuai dengan sistem politik dan peraturan perundangan yang berlaku sejak tahun 1984.
Pada Muktamar I PPP tahun 1984 PPP secara resmi menggunakan asas Pancasila dan lambang partai berupa bintang dalam segi lima. Setelah tumbangnya Orde Baru yang ditandai dengan lengsernya Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998 dan dia digantikan oleh Wakil Presiden B.J.Habibie, PPP kembali menggunakan asas Islam dan lambang Ka'bah. Secara resmi hal itu dilakukan melalui Muktamar IV akhir tahun 1998.
Sesuai dengan Anggaran Dasar PPP yang dihasilkan Muktamar V tahun 2003, pada pasal 3 disebutkan bahwa tujuan Partai Persatuan Pembangunan adalah terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, sejahtera lahir bathin dan demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila di bawah ridho Allah Subhanahu Wata'ala.
Ketua Umum DPP PPP yang pertama adalah H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH yang menjadi Ketua Umum, sejak tanggal 5 Januari 1973 sampai mengundurkan diri tahun 1978. Selain jabatan Ketua Umum pada awal berdirinya PPP juga mengenal presidium partai yang terdiri dari KH.Idham Chalid sebagai Presiden Partai, H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Drs.H.Th.M.Gobel, Haji Rusli Halil dan Haji Masykur, masing-masing sebagai Wakil Presiden.
Ketua Umum DPP PPP yang kedua adalah H. Jailani Naro, SH. Dia menjabat dua periode. Pertama tahun 1978 ketika H.Mohammad Syafaat Mintaredja mengundurkan diri sampai diselenggarakannya Muktamar I PPP tahun 1984. Dalam Muktamar I itu Naro terpilih lagi menjadi Ketua Umum DPP PPP.
Ketua Umum DPP PPP yang ketiga adalah H. Ismail Hasan Metareum, SH, yang menjabat sejak terpilih dalam Muktamar II PPP tahun 1989 dan kemudian terpilih kembali dalam Muktamar III tahun 1994.
Ketua Umum DPP PPP yang keempat adalah H. Hamzah Haz yang terpilih dalam Muktamar IV tahun 1998 dan kemudian terpilih kembali dalam Muktamar V tahun 2003. Hasil Muktamar V tahun 2003 juga menetapkan jabatan Wakil Ketua Umum Pimpinan Harian Pusat DPP PPP, yang dipercayakan muktamar kepada mantan Sekjen DPP PPP, H. Alimawarwan Hanan,SH.
Ketua Umum DPP PPP yang kelima adalah H. Suryadharma Ali yang terpilih dalam Muktamar VI tahun 2007 dengan Sekretaris Jenderal H. Irgan Chairul Mahfiz sedangkan Wakil Ketua Umum dipercayakan oleh muktamar kepada Drs. HA. Chozin Chumaidy.
PPP sudah mengikuti sebanyak enam kali sejak tahun 1977 sampai pemilu dipercepat tahun 1999 dengan hasil yang fluktuatif. Dilihat dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1977 PPP meraih 18.745.565 suara atau 29,29 persen. Sedangkan dari sisi perolehan kursi, PPP mendapatkan 99 kursi atau 27,12 persen dari 360 kursi yang diperebutkan
Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1982 PPP meraih 20.871.800 suara atau 27,78 persen. Dari perolehan kursi, PPP mendapatkan 94 kursi atau 26,11 persen dari 364 kursi yang diperebutkan.
Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1987 PPP meraih 13.701.428 suara arau 15,97 persen. Sedangkan dari perolehan kursi, PPP meraih 61 kursi atau 15,25 persen dari 400 kursi yang diperebutkan.
Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1992 PPP meraih 16.624.647 suara atau 14,59 persen. Dari sisi perolehan kursi PPP meraih 62 kursi atau 15,50 persen dari 400 kursi yang diperebutkan.
Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1997 PPP meraih 25.340.018 suara. Sedangkan dari sisi perolehan kursi, PPP meraih 89 kursi atau 20,94 persen dari 425 kursi yang diperebutkan.
Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 1999 PPP meraih 11.329.905 suara atau 10,71 persen. Dari sisi perolehan kursi, PPP meraih 58 kursi atau 12,55 persen dari 462 kursi yang diperebutkan.
Dari sisi perolehan suara, pada Pemilu 2004 PPP meraih 9.248.764 atau 8,14 persen. Dari sisi perolehan kursi, PPP tetap meraih 58 kursi atau 10,54 persen dari 550 kursi yang diperebutkan.
Pada Pemilu 1977, PPP meraih kursi pada 22 provinsi atau 84,62 persen dari 26 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Irian Jaya.
Pada Pemilu 1982, PPP meraih kursi pada 22 provinsi atau 81,84 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Timur Timur.
Pada Pemilu 1987, PPP meraih kursi pada 22 provinsi atau 81,84 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Timur Timur.
Pada Pemilu 1992, PPP meraih kursi pada 18 provinsi atau 66,66 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi adalah Jambi, Bengkulu, Lampung, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Timor Timur.
Pada Pemilu 1997, PPP meraih kursi pada 18 provinsi atau 66,66 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Jambi, Bengkulu, Lampung, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya, dan Timor Timur.
Pada Pemilu dipercepat tahun 1999, PPP meraih kursi pada 24 provinsi atau 88,88 persen dari 27 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Bali, Irian Jaya, dan Timur Timur.
Pada Pemilu 2004, PPP meraih kursi pada 23 provinsi atau 69.69 persen dari 33 provinsi. Provinsi yang tidak menghasilkan kursi bagi PPP adalah Babel, Kepri, DIY, Bali, NTT, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Irian Jaya Barat, dan Papua .
Selama pemilu yang diselenggarakan pemerintahan otoriter Orde Baru, PPP selalu berada dalam keadaan tertindas, kader-kader PPP dengan segala alat kekuasaan Orde Baru dipaksa meninggalkan partai, kalau tidak akan dianiaya.
Selama masa Orde Baru banyak kader-kader PPP terutama di daerah yang ditembak, dipukul, dan malah ada yang dibunuh. Saksi-saksi PPP diancam, suara yang diberikan rakyat ke PPP dimanipulasi untuk kemenangan Golkar, mesin politik Orde Baru.
PPP memiliki tiga visi-misi utama dalam perjuangannya. Pertama, PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, meningkatkan mutu kehidupan beragama, mengembangkan Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim).
Dengan demikian PPP mencegah berkembangnya faham-faham atheisme, komunisme/marxisme/leninisme, serta sekularisme, dan pendangkalan agama dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Kedua, PPP berkhidmat untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan memperhatikan nilai-nilai agama terutama nilai-nilai ajaran Islam, dengan mengembangkan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama manusia).
Dengan demikian, PPP mencegah dan menentang berkembangnya neo-feodalisme, faham-faham yang melecehkan martabat manusia, proses dehumanisasi, diskriminasi, dan budaya kekerasan.
Yang ketiga, PPP berkhidmat untuk berjuang memelihara rasa aman, mempertahankan dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengembangkan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa).
Dengan demikian, PPP mencegah dan menentang proses disintegrasi, perpecahan dan konflik sosial yang membahayakan keutuhan bangsa Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Berikut susunan pengurus DPP PPP :
KETUA UMUM: Drs. H Suryadharma Ali Msi
WAKIL KETUA UMUM: Emron Pangkapi, H. Hasrul Azwar, Ir. Suharso Monoarfa, Drs. Lukman Hakim Saefuddin.
KETUA-KETUA:
1. Irgan Ch Mahfiz.
2. Ir. H. Fernita Darwis.
3. Dra. Ermalena Muslim.
4. Achmad Farial.
5. Dra Wardhatul Asriah.
6. Drs. Zainut Tauhid Sa'adi.
7. HM Arwani Thofani S.Ag.
8. Drs. Makmun Halim Thohari SH.
9. HM Soleh Amin SH.
10. H. Rahman Jakob SSn.
11. H. Efiardi Asda.
12. Ir. Aunur Rofik.
13. Dr. Reni Marlinawaty.
14. Dra. Okky Osakawaty.
15. H Icuk Sugiarto.
16. H. Rusli Effendi SPd I, SE, M Si. 17. H Yusroni Yazid SE.
18. Dra Hj Chisbiyah Rahim.
19. DR KH Masjkur Hasyim.
20. HA Dimiyati Natakusumah.
21. H Andi Ghalib SH, MH.
22. H. Iskandar Sjaikhu.
23. H Usman M Tokan.
SEKRETARIS JENDERAL: Ir. HM Romahurmuzzy MT
WAKIL SEKJEND:
1. Drs. Mansur Kardi
2. M Qoyum Abdul Jabar ST, Msi
3. Drs. Isa Muchsin
4.Ir. Hilman Ismail Metareum
5.Dra. Qotrun Nada Syatiri Ahmad
6. H. Husnan Bey Fanani MA
7. Dra Hj Ratih Sanggarwaty
8. HM Ghozali Alfatih S.Ag
9. Ir. Dini Mentari
10. Ir. Sigit Haryanto
11. Joko Purwanto
12. Dr Hj Ariza Agustina
13. Dra Hj Laili Nailulmuna Azhar Basyir
14. Dra. Siti Nurmila Muslih
15. Ahmad Gozali Harahap A.Ag
16. H. Hasan Husairi Lubis
17. Dr. Hj. Elviana M Si
18. Drs. H. Ridho Kamaludin
19. Dra. Hj. Munawaroh
20. H Syaiful Tamliha Spi, MS
21. Dra Maryam Tawil
22. H. Ahar Sulaiman SH, MH
23. Hj. Etha Aisyah Hentihu.
BENDAHARA UMUM: Drs. H Mahmud Yunus.
WAKIL BENDAHARA: H. Asmui Suhaimi, Hj. Ma'rifah Ma'ruf Amin.
Rabu, 28 Agustus 2013
Cerite Lame
Cerite Lame
Lagu Daerah
Sumsel
Betemu dngan kance lame
Kance seinggo sepemunyian /serepat serasan
Lom se belum la tetawe
Terkenag cerite lame….
Teringat waktu gi mude
beribangan
same- same
Na betemu keribanganye
Tapi takut ngan bapaknye…
Reff :
**
Dek terase umurlah kepale lime
Tekenang cerite gi mude
Alangkan ladasnye rasenye
Aman pacak ngulanginye…
Betemu la same tua
Saling tanye anak berape
Deade nanyeke harte
Nayeke anak lanag betine..
Sabtu, 24 Agustus 2013
Indonesia Raya
Rahasia Kisah Asmara W.R. Soepratman
Ia akhirnya dibebaskan, tapi sejak itu Soepratman sakit-sakitan.
Dalam kondisi yang kian hari kian parah, ia ditemani Kasan Sengari, iparnya, dan Imam Supardi, pemimpin redaksi Panyebar Semangat. Kepada Imam, ia membuka hati bahwa ia tidak merasakan kebahagiaan hidup karena percintaan. Soepratman memang tidak menikah. Namun, Imam tak menanyakan atau membahas lebih lanjut karena khawatir karibnya makin kecewa. Maka, percintaan itu menjadi teka-teki hingga sekarang.
Dalam catatan tangan Kusbini, karib sesama komponis, Soepratman kerap datang ke warung Asih di Kapasari atau warung Djurasim di Bubutan, Surabaya, untuk menghibur diri. Paling-paling, ia melamun ditemani kue dan secangkir kopi. “W.R. Soepratman menutup rahasia hidupnya dalam Taman Asmara,” tulis Kusbini. “Taman Asmara” adalah istilah Kusbini untuk patah hati sahabatnya.
Tengah malam, 17 Agustus 1938, sang komponis tutup usia. Jenazahnya dikebumikan secara Islam di Surabaya dan pada 31 Maret 1956 dipindahkan ke makam khusus di Tambaksegaran Wetan, Surabaya.
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia RayaIndonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Tanah yang mulia
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berada Untuk slama-lamanya
Indonesia Tanah pusaka Pusaka Kita semuanya
Marilah kita mendoa Indonesia bahagia
Suburlah Tanahnya Suburlah jiwanya
Bangsanya Rakyatnya semuanya
Sadarlah hatinya Sadarlah budinya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Tanah yang suci Tanah kita yang sakti
Disanalah aku berdiri �njaga ibu sejati
Indonesia! Tanah berseri Tanah yang aku sayangi
Marilah kita berjanji Indonesia abadi
Slamatlah Rakyatnya Slamatlah putranya
Pulaunya lautnya semuanya
Majulah Negrinya Majulah Pandunya
Untuk Indonesia Raya
Lagu - Lagu Mengenang Kemerdekaan RI
“ Gugur
Bunga “
Betapa hatiku takkan pilu
Telah
gugur
Pahlawanku
Betapa
hatiku takkan sedih
Hamba
ditinggal sendiri
Siapakah kini plipur lara
Nan setia
dan perwira
Siapakah
kini pahlawan hati
Pembela
bangsa sejati
Reff :
Telah
gugur pahlawanku
Tunai
sudah janji bakti
Gugur satu
tumbuh sribu
Tanah air
jaya sakti
Gugur bungaku di taman hati
Di hari
baan pertiwi
Harum
semerbak menambahkan sari
Tanah air
jaya sakti
Syukur
Dari
yakinku teguh
Hati ikhlasku penuh
Akan karuniamu
Tanah air pusaka
Indonesia merdeka
Syukur aku sembahkan
KehadiratMu Tuhan
Dari yakinku teguh
Cinta ikhlasku penuh
Akan jasa usaha
Pahlawanku yang baka
Indonesia merdeka
Syukur aku hanjukkan
Ke bawah duli tuan
Dari yakinku teguh
Bakti ikhlasku penuh
Akan azas rukunmu
Pandu bangsa yang nyata
Indonesia merdeka
Syukur aku hanjukkan
Kehadapanmu tuan
Hati ikhlasku penuh
Akan karuniamu
Tanah air pusaka
Indonesia merdeka
Syukur aku sembahkan
KehadiratMu Tuhan
Dari yakinku teguh
Cinta ikhlasku penuh
Akan jasa usaha
Pahlawanku yang baka
Indonesia merdeka
Syukur aku hanjukkan
Ke bawah duli tuan
Dari yakinku teguh
Bakti ikhlasku penuh
Akan azas rukunmu
Pandu bangsa yang nyata
Indonesia merdeka
Syukur aku hanjukkan
Kehadapanmu tuan
Gebyar - Gebyar
Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu
Indonesia ...
Debar Jantungku, Getar Nadiku
Berbaur Dalam Angan-anganmu
Gebyar-Gebyar, Pelangi Jingga
Biarpun Bumi Bergoncang
Kau Tetap Indonesiaku
Andaikan Matahari Terbit Dari Barat
Kaupun Tetap Indonesiaku
Tak Sebilah Pedang Yang Tajam
Dapat Palingkan Daku Darimu
Kusingsingkan Lengan
Rawe-rawe Rantas
Malang-malang Tuntas
Denganmu ...
Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu
Indonesia ...
Debar Jantungku, Getar Nadiku
Berbaur Dalam Angan-anganmu
Gebyar-Gebyar, Pelangi Jingga
Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu
Indonesia ...
Nada Laguku, Symphoni Perteguh
Selaras Dengan Symphonimu
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu
Indonesia ...
Debar Jantungku, Getar Nadiku
Berbaur Dalam Angan-anganmu
Gebyar-Gebyar, Pelangi Jingga
Biarpun Bumi Bergoncang
Kau Tetap Indonesiaku
Andaikan Matahari Terbit Dari Barat
Kaupun Tetap Indonesiaku
Tak Sebilah Pedang Yang Tajam
Dapat Palingkan Daku Darimu
Kusingsingkan Lengan
Rawe-rawe Rantas
Malang-malang Tuntas
Denganmu ...
Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu
Indonesia ...
Debar Jantungku, Getar Nadiku
Berbaur Dalam Angan-anganmu
Gebyar-Gebyar, Pelangi Jingga
Indonesia ...
Merah Darahku, Putih Tulangku
Bersatu Dalam Semangatmu
Indonesia ...
Nada Laguku, Symphoni Perteguh
Selaras Dengan Symphonimu
Indonesia
Pusaka
Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa
Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata
Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya
Reff :
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi
17 Agustus 1945
Tujuh belas agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap setia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap setia
Membela negara kita
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih di kandung badan
Kita tetap setia tetap setia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap setia
Membela negara kita
Kemesraan
Suatu hari
Dikala kita duduk ditepi pantai
Dan memandang
Ombak dilautan yang kian menepi
Burung camar
Terbang bermain diderunya air
Suara alam ini
Hangatkan jiwa kita
Sementara
Sinar surya perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu
Mengalunkan melodi tentang cinta
Ada hati
Membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa
Tercurah saat itu
Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin kukenang selalu
Hatiku damai
Jiwaku tentram disampingmu
Hatiku damai
Jiwaku tentram bersamamu
Bersamamu
Dikala kita duduk ditepi pantai
Dan memandang
Ombak dilautan yang kian menepi
Burung camar
Terbang bermain diderunya air
Suara alam ini
Hangatkan jiwa kita
Sementara
Sinar surya perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu
Mengalunkan melodi tentang cinta
Ada hati
Membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa
Tercurah saat itu
Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin kukenang selalu
Hatiku damai
Jiwaku tentram disampingmu
Hatiku damai
Jiwaku tentram bersamamu
Bersamamu
Kamis, 15 Agustus 2013
Cara Menghitung Suara Pemilu 2014
Cara Menghitung Suara Pemilu 2014
APAKAHkader PPP sudah siap atau sudah memersiapkan diri menghadapi Pemilu 2014 nanti? Jawabannya sangat tergantung pada sejauh mana setiap kader memberikan sumbangsihnya kepada PPP. Selain itu, jawabannya sangat tergantung pada bagaimana kader PPP memahami seluk beluk kepemiluan, terutama terkait cara penghitungan perolehan suara dalam Pemilu. Dengan pemahaman yang baik, kader PPP yang mencalonkan diri dapat mengukur berapa suara yang harus diperolehnya agar terpilih menjadi anggota DPR/DPRD.
Sesuai dengan UU Pemilu yang baru disahkan oleh DPR 12/4/2012 melalui voting, ada beberapa tahapan dari konversi suara menjadi kursi. Pertama, agar suara sebuah partai dapat dikonversi menjadi kursi, maka partai itu harus lolos ambang batas minimal atau parliamentary threshold (PT) sebesar 3,5 persen dari suara sah secara nasional. Syarat ini harus dipenuhi pertama kali. Jika tidak, maka suara partai tidak dapat dihitung sama sekali, baik itu di tingkat pusat atau tingkat daerah. Partai yang tidak memenuhi PT dapat dikatakan bablas angine…! (lihat Pasal 208-209 UU Pemilu).
Kedua, Setelah sebuah partai memenuhi PT, maka partai itu harus memenuhi Bilangan Pembagi Pemilih (BPP). BPP adalah suara sah dibagi jumlah kursi. Jika suara sah di suatu dapil 100.000 suara dan kursinya 10, maka BPP nya adalah 100.000: 10 = 10.000. Jadi, BPP di Dapil itu adalah 10.000. (Lihat Pasal 212 huruf a UU Pemilu). Kader PPP harus berjuang agar mencapai BPP itu, agar legitimasi kursinya di DPR sangat kuat.
Ketiga, setelah kursi dibagikan kepada partai yang mencapai BPP, lalu masih ada sisa kursi, maka dilakukan penghitungan tahap kedua dengan cara kursi dibagikan kepada partai yang perolehan suaranya atau sisa suaranya setelah dibagi BPP paling banyak. Contoh, di Dapil A PPP memeroleh 15.000 suara. Sedangkan BPP di Dapil itu adalah 10.000. Suara PPP yang di atas BPP, yaitu 5000 suara akan dihitung pada tahap kedua. Jika suara itu lebih besar dari suara partai lainnya, maka kursi itu akan menjadi milik PPP. (Lihat Pasal 212 huruf b UU Pemilu).
Jadi, metode penghitungan suara dalam Pemilu 2014 hanya dua, yaitu berdasarkan BPP dan berdasarkan sisa suara jika masih ada sisa kursi. Tidak ada lagi suara yang di bawa ke tingkat provinsi. Semua kursi habis dibagi di Dapil. (Lihat Pasal 212 huruf c UU Pemilu).
Setelah kursi partai politik dihitung, maka kepada siapakah kursi itu diberikan? Sesuai dengan Pasal 213 huruf a, calon yang memeroleh suara terbanyak akan mendapatkan kursi yang diperoleh partainya. Jika partainya mendapatkan dua kursi, maka calon yang memeroleh suara terbanyak pertama dan kedua yang berhak atas kursi itu.
Dampak dari ketentuan ini adalah antar calon dalam sebuah partai harus bersaing satu sama lain. Agar hal itu tidak menjadi sesuatu yang negative, maka PPP harus mengatur sedemikian rupa agar masing-masing calon mempunyai area kampanye tersendiri. Jika sebuah Dapil terdiri dari 4 kabupaten, maka calon dari PPP harus disebar pada 4 kabupaten itu. Jadi, setiap calon tidak menjaring ikan di kolam yang sama. (*)
APAKAHkader PPP sudah siap atau sudah memersiapkan diri menghadapi Pemilu 2014 nanti? Jawabannya sangat tergantung pada sejauh mana setiap kader memberikan sumbangsihnya kepada PPP. Selain itu, jawabannya sangat tergantung pada bagaimana kader PPP memahami seluk beluk kepemiluan, terutama terkait cara penghitungan perolehan suara dalam Pemilu. Dengan pemahaman yang baik, kader PPP yang mencalonkan diri dapat mengukur berapa suara yang harus diperolehnya agar terpilih menjadi anggota DPR/DPRD.
Sesuai dengan UU Pemilu yang baru disahkan oleh DPR 12/4/2012 melalui voting, ada beberapa tahapan dari konversi suara menjadi kursi. Pertama, agar suara sebuah partai dapat dikonversi menjadi kursi, maka partai itu harus lolos ambang batas minimal atau parliamentary threshold (PT) sebesar 3,5 persen dari suara sah secara nasional. Syarat ini harus dipenuhi pertama kali. Jika tidak, maka suara partai tidak dapat dihitung sama sekali, baik itu di tingkat pusat atau tingkat daerah. Partai yang tidak memenuhi PT dapat dikatakan bablas angine…! (lihat Pasal 208-209 UU Pemilu).
Kedua, Setelah sebuah partai memenuhi PT, maka partai itu harus memenuhi Bilangan Pembagi Pemilih (BPP). BPP adalah suara sah dibagi jumlah kursi. Jika suara sah di suatu dapil 100.000 suara dan kursinya 10, maka BPP nya adalah 100.000: 10 = 10.000. Jadi, BPP di Dapil itu adalah 10.000. (Lihat Pasal 212 huruf a UU Pemilu). Kader PPP harus berjuang agar mencapai BPP itu, agar legitimasi kursinya di DPR sangat kuat.
Ketiga, setelah kursi dibagikan kepada partai yang mencapai BPP, lalu masih ada sisa kursi, maka dilakukan penghitungan tahap kedua dengan cara kursi dibagikan kepada partai yang perolehan suaranya atau sisa suaranya setelah dibagi BPP paling banyak. Contoh, di Dapil A PPP memeroleh 15.000 suara. Sedangkan BPP di Dapil itu adalah 10.000. Suara PPP yang di atas BPP, yaitu 5000 suara akan dihitung pada tahap kedua. Jika suara itu lebih besar dari suara partai lainnya, maka kursi itu akan menjadi milik PPP. (Lihat Pasal 212 huruf b UU Pemilu).
Jadi, metode penghitungan suara dalam Pemilu 2014 hanya dua, yaitu berdasarkan BPP dan berdasarkan sisa suara jika masih ada sisa kursi. Tidak ada lagi suara yang di bawa ke tingkat provinsi. Semua kursi habis dibagi di Dapil. (Lihat Pasal 212 huruf c UU Pemilu).
Setelah kursi partai politik dihitung, maka kepada siapakah kursi itu diberikan? Sesuai dengan Pasal 213 huruf a, calon yang memeroleh suara terbanyak akan mendapatkan kursi yang diperoleh partainya. Jika partainya mendapatkan dua kursi, maka calon yang memeroleh suara terbanyak pertama dan kedua yang berhak atas kursi itu.
Dampak dari ketentuan ini adalah antar calon dalam sebuah partai harus bersaing satu sama lain. Agar hal itu tidak menjadi sesuatu yang negative, maka PPP harus mengatur sedemikian rupa agar masing-masing calon mempunyai area kampanye tersendiri. Jika sebuah Dapil terdiri dari 4 kabupaten, maka calon dari PPP harus disebar pada 4 kabupaten itu. Jadi, setiap calon tidak menjaring ikan di kolam yang sama. (*)
Minggu, 11 Agustus 2013
Nabi & Rosul
NABI
DAN RASUL YANG DISEBUT DALAM AL-QURAN
# Terdpt perbezaan dalam menentukan keturunan nabi-nabi seperti yang terdapat dlm kitab-kitab sirah. Mungkin sebahagian drp keturunan nabi-nabi yang disenaraikan di bawah ini tidak sama spt yang terdapat dlm kitab yang anda baca kerana ia berpandukan kpd kitab أطلس تاريخ الأنبياء والرسل . Sebahagian drp keturunan nabi hanya dicatatkan secara ringkas utk mengelakkan drp kesilapan.
Sekiranya terdapat kesalahan ejaan, ia merupakan kelemahan saya sendiri. Sila hubungi saya untuk pembetulan.
Nama
Nabi |
Keturunan
Nabi |
Waktu
Sejarah |
Tarikh
diutus |
Gelaran
Kaumnya |
Tempat
diutuskan |
Kekerapan
dalam Al-Quran |
Hadis tentangnya |
Bilangan
anak |
Kesan
& Tanda
Kenabian |
Tempat
wafat |
ADAM
|
|
5872-4942
SM
|
|
Zuriat
Adam
|
India,
(setengah pendapat mengatakan di Semenanjung Tanah Arab) kemudian
diperintahkan Allah ke Semenanjung Tanah Arab bertemu dengan HAWA.
|
25
|
40
|
Dijadikan sendiri oleh
Allah, ditiupkan roh kpdnya, sujud para malaikat kepadannya sbg
memuliakannya, dijadikan khalifah di muka bumi. Dikurniakan 10 lebaran
SUHUF.
|
India,
setengah pendapat mengatakan di Makkah
|
|
IDRIS
|
Idris bin Yarid bin Mahlail
bin Qianan bin Anusy bin Syit bin Adam
|
4533-4188 SM
|
4350 SM
|
Zuriat Qabil
|
Iraq
|
2
|
|
Diutuskan 30 SUHUF.
|
diangkat ke langit oleh
Allah
|
|
NUH
|
Nuh bin Lamak bin Mutawasylah bin Idris bin Yarid bin
Mahlail bin Qianan bin Anusy bin Syit bin Adam
|
3993-3043 SM
|
3650 SM
|
Kaum Nuh
|
Selatan Iraq
|
43
|
4
|
Banjir besar memusnahkan semua orang kafir
|
Makkah al-Mukarramah
|
|
HUD
|
Hud bin Abdullah bin Rabah bin Khulud bin Ad bin
Aus bin Iram bin Sam bin Nuh
|
2450-2320 SM
|
2400 SM
|
Kaum Ad
|
Al-Ahqaf di Rubu' al-Khali ; (kws berkecuali di
antara Arab Saudi dan Yaman)
|
7
|
-
|
|
Hadralmaut, Yaman
|
|
SALLEH
|
Salleh bin Ubaid bin Asif bin Masah bin Ubaid bin
Hadzir bin Tsamud bin Amir bin Iram bin Sam bin Nuh
|
2150-2080 SM
|
2100 SM
|
Kaum Thamut
|
Senanjung Tanah Arab
(al-Hijr) |
9
|
-
|
|
Makkah al-Mukarramah
|
|
IBRAHIM
|
Ibrahim bin Azara bin Nahur bin Saruj bin Ra'u bin
Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Sam bin Nuh.
|
1997-1822 SM
|
1900 SM
|
Kal'an
|
Orr, selatan Iraq 100km drp Basrah (kws
Tamadun Sumeria)
|
69
|
12
|
Membina Kaabah. Makkah menjadi negeri yang aman dan
sentiasa dikunjungi manusia seluruh dunia berkat dari doa beliau.
|
Khalil (Hebron)
|
|
LUT
|
Lut bin Haran bin Azar bin Nahur bin Saruj bin
Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Sam bin Nuh.
|
1950-1870 SM
|
1900 SM
|
Kaum Lut
|
Sadum dan Amurah - di pantai Laut Mati, Jordan
|
27
|
2
|
Kaumnya yang derhaka dan melakukan liwat telah
ditenggelami bumi..
|
Shafrah,Syria
|
|
ISMAIL
|
Ismail bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Saruj
bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Sam bin
Nuh.
|
1911-1774 SM
|
1850 SM
|
Kabilah Yaman
|
Makkah al-Mukarramah
|
12
|
12
|
Allah memberi keberkatan kepadanya
dengan terbitnya Air Zamzam drpnya hentakan kakinya ketika masih bayi.
|
Makkah al-Mukarramah
|
|
ISHAK
|
Ishak bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Saruj
bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Sam bin
Nuh.
|
1897-1717 SM
|
1800 SM
|
Kan'an
|
Al-Khalil, Hebron, Palestin
|
17
|
2
|
|
Al-Khalil (Hebron)
|
|
YAAKUB
|
Yaakub bin Ishak bin Ibrahim in Azar bin Nahur bin
Saruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin
Syam bin Nuh.
|
1837-1690 SM
|
1750 SM
|
Kan'an
|
Syria (Syam)
|
16
|
12
|
Beliau telah menyaksikan anak-anaknya telah
menganaiya saudara mereka, Yusuf. Berkat kesabaran dan doa beliau kpd
Allah, Yusuf telah terselamat dan beliau dapat berjumpa kembali dgn
Yusuf.
|
Al-Kahlil (Hebron)
|
|
YUSUF
|
Yusuf bin Yaakub bin Ishak bin Ibrahim in Azar bin
Nahur bin Saruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin
Arfahsad bin Sam bin Nuh.
|
1754-1635 SM
|
1715 SM
|
Bani Israel
Heskos |
Mesir
|
27
|
3
|
Kisah dia dipenjara kerana fitnah perempuan dan
mentafsir mimpi dua banduan. Beliau kemudiannya diminta mentafsir mimpi
raja. Tafsiran beliau telah menyelamatkan bumi Mesir drp kebuluran.
Akhirnya beliau dilantik menjadi menteri Mesir.
|
Nablus
|
|
SYUAIB
|
Syuaib bin Mikail bin Yasyjur bin Madyan bin Ibrahim
bin Azar bin Nahur bin Saruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin
Syalih bin Arfahsad bin Sam bin Nuh.
|
1600-1439 SM
|
1550 SM
|
Madyan & Ashabul Aikah
|
Madyan
|
11
|
2
|
|
Madyan
|
|
AYYUB
|
Ayyub bin Amush bin Tawakh bin Rum bin Al-Aish bin
Ishak bin Ibrahim
|
1540-1420 SM
|
1500 SM
|
Aramin
Amori |
Sahal Huran (Selatan Syria)
http://ar.wikipedia.org/wiki/حوران |
4
|
26
|
Mendapat ujian yang amat berat di mana seluruh
tubuhnya telah jangkiti nanah dan didiami ulat sehinggakan isterinya
sendiri melarikan diri drpnya. Berkat kesabarannya, penyakitnya
didembuhkan oleh Allah SWT.
|
Sahal Huran
|
|
ZULKIFLI
|
Zulkifli bin Ayyub bin Amush bin Tawakh bin Rum bin
Al-Ais bin Ishak bin Ibrahim
|
1500-1425 SM
|
1460 SM
|
Aramin
Amori |
Damsyik (Damaskus)
|
2
|
-
|
|
Damsyik
|
|
MUSA
|
Musa bin Imran bin Qahats bin 'Azar bin Lawi bin
Yaakub bin Ishak bin Ibrahim in Azar bin Nahur bin Saruj bin Ra'u bin
Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Sam bin Nuh.
|
1527-1407 SM
|
1450 SM
|
Bani Israel
|
Sinai, Mesir
|
136
|
2
|
Berdepan dgn Firaun yang terkenal dgn pemerintah
paling zalim di muka bumi. Beliau telah berjaya mengalahkan semua tukang
sihir Firaun dgn bantuan Allah. Allah telah memberi mukjizat :
Tongkatnya bertukar menjadi ular dan memakan semua ular tukang sihir.
Kemudian, beliau dan pengikutnya telah dikejar oleh Firaun dan
tenteranya... akhirnya Firaun dan tenteranya telah tenggelam di Laut
Merah juga dgn pertolongan Allah.
|
Altiah
|
|
HARUN
|
Harun bin Imran bin
Qahats bin 'Azar bin Lawi bin
Yaakub bin Ishak bin Ibrahim in Azar bin Nahur bin Saruj bin Ra'u bin
Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Sam bin Nuh.
|
1531-1408 SM
|
1450 SM
|
Bani Israel
|
Sinai, Mesir
|
19
|
-
|
Saudara Nabi Musa. Membantu nabi Musa dalam
menyampaikan dakwah dan menghadapi Firaun.
|
Atiyah
|
|
DAUD
|
Daud bin Isyak bin Uwaibid bin Bu'az bin Salmun bin
Hasyun bin Aminadab bin Aram bin Hashrun bin Farish bin Yahudza bin
Ishaq
|
1041- 971 SM
|
1010 SM
|
Bani Israel
|
Palestin
|
16
|
1
|
Allah menjadikannya faham bahasa burung. Beliau
juga dianugerahkan kemahiran di mana beliau boleh melembutkan besi
dengan mudahnya tanpa melalui proses spt biasa.
|
Baitul Maqdis
|
|
SULAIMAN
|
Sulaiman bin Daud
bin Isyak bin Uwaibid bin Bu'az bin Salmun bin
Hasyun bin Aminadab bin Aram bin Hashrun bin Farish bin Yahudza bin
Ishaq
|
989-931 SM
|
970 SM
|
Bani Israel
|
Palestin
|
17
|
Rahab'am
|
Raja yg memahami semua bahasa binatang. Beliau juga
diberi 'kuasa' utk mengarahkan jin, binatang dan alam semester
|
Baitul Maqdis
|
|
ILYAS
|
Ilyas bin Yaasin bin Fanhash bin Aizar bin Harun
al-Wazir bin Imran bin Qahats bin 'Azar bin Lawi bin Yaakub bin
Ishak bin Ibrahim
|
910-850 SM
|
870 SM
|
Fenisia
|
بعلبك
Baalbek, Lubnan
|
3
|
|
|
Diangkat ke langit oleh Allah
|
|
ALYASA'
|
Alyasa' bin Akhthub bin
Syutlim bin Yusuf bin Yaakub bin Ishak bin Ibrahim
|
885 - 795 SM
|
830 SM
|
Bani Israel
|
Damsyik (Damaskus)
|
2
|
|
|
Palestin
|
|
YUNUS
|
Yunus bin Matta
|
820 - 750 SM
|
780 SM
|
Asyiria
|
نينيوى
(Ninawa)
Iraq, 402km utara Baghdad
|
6
|
|
Telah ditelan oleh ikan Nun |
نينيوى
Iraq
|
|
ZAKARIA
|
Zakaria bin Dan bin Muslim
bin Shaduq bin Hasyban bin Dawud bin Sulaiman bin Muslim.
|
91SM - 31M
|
2M
|
Bani Israel
|
Palestin
|
8
|
1
|
Dibunuh oleh kaumnya
|
حلب
Halab (Aleppo)
|
|
YAHYA
|
Yahya bin Zakaria bin Dan bin Muslim bin Shaduq bin
Hasyban bin Dawud bin Sulaiman bin Muslim.
|
1SM - 31M
|
28M
|
Bani Israel
|
Palestin
|
4
|
|
Dibunuh oleh kaumnya
|
Damsyik
|
|
ISA
|
Isa bin Maryam binti Imran
bin Matsana bin al-Azar bin al-Yur bin Akhtar bin Shaduq bin Ayazur.
|
1SM - 32M
|
29M
|
Bani Israel
|
Palestin
|
25
|
|
Telah diangkat oleh Allah ke langit kerana ingin
dibunuh oleh kaumnya.
|
Diangkat ke langit oleh Allah
|
|
MUHAMMAD
|
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutalib bin Hasyim
bin Abdul Manaf bin Qusay bin Kilab bin Murrah bin Kaab
|
571 - 632
|
610
|
Arab
|
Makkah al-Mukarramah
|
25
|
7
|
Penghulu (Ketua) semua
nabi/rasul. Dianugerahkan mukjizat al-Quran, isra' mikraj, bulan
terbelah dua, mendapat pertolongan malaikat dlm peperangan dan
sebagainya.
|
Madinah Al-Munawwarah
|
RINGKASAN
TEMPAT DIUTUSKAN |
NAMA
RASUL |
||
MAKKAH DAN SEKITARNYA (HIJAZ) |
Nabi Adam, Hud, Salleh, Ismail, Syuaib Muhammad SAW |
||
IRAQ |
Nabi Idris, Nuh, Ibrahim Yunus |
||
SYRIA / PALESTIN |
Lut, Ishak, Yaakub, Ayyub, Zulkifli, Daud, Sulaiman, Ilyas, Alyasa', Zakaria, Yahya Isa |
||
MESIR |
Yusuf, Musa Harun. |
Langganan:
Postingan (Atom)