Berita
tentang serangan Israel terhadap Palestina baru baru ini banyak menuai
hujatan dari dunia internasional, dimana Israel secara membabi buta
melakukan serangan ke palestina dan memakan korban yang tidak berdosa
termasuk wanita dan anak-anak.
Di media sosial banyak bersliweran foto-foto kekejaman Israel,
Serangan udara Israel mengguncang Gaza setiap beberapa menit, Rabu 9
April 2014. Pejabat Palestina menyatakan, sedikitnya 53 orang telah
tewas di wilayah yang menjadi basis Hamas itu.
Reuters melansir, dari 53 orang yang tewas itu, 45 di antaranya
adalah warga sipil, termasuk 12 anak-anak berusia di bawah 18 tahun.
Sementara korban luka mencapai lebih dari 340 orang. Selain itu,
sedikitnya 25 hancur atau rusak, dan tidak semua properti itu milik
militan Hamas.
Seiring dengan langkah Israel memborbardir Gaza, Hamas membalas
menembakkan roket ke jantung Israel. Di Tel Aviv, rudal dari sistem
pertahanan Israel, Iron Dome, ditembakkan ke langit untuk mencegat roket
yang diluncurkan Hamas dalam pertempuran hari kedua itu.
Di jalur Gaza, teriakan “Allahu Akbar” menggema tatkala roket yang
ditembakkan Hamas melesat di atas kepala warga Palestina, lurus menuju
Israel. Serangan udara Israel terhadap Gaza ini justru memicu naiknya
popularitas Hamas.
Fasilitas Israel yang menjadi target roket Hamas adalah Dimona,
reaktor nuklir di gurun yang diduga kuat berperan dalam persenjataan
atom. Namun militer Israel mengatakan, roket-roket yang ditembakkan
Hamas itu telah ditembak jatuh oleh Iron Dome sehingga tak menyebabkan
kerusakan di pihak mereka. Tak jelas benar apakah roket-roket itu
ditembakkan lebih dekat ke arah kota atau reaktor nuklir Dimona.
Masyarakat di dekat pesisir Tel Aviv dan selatan Gaza juga menjadi
sasaran. Ketika Israel meningkatkan serangannya ke Gaza, sebuah roket
menghantam daerah dekat Zichron Yaakov, sebuah kota berjarak 115
kilometer di utara Gaza.
Di pihak Israel, tak ada laporan adanya korban tewas atau terluka
serius –berkat sistem pertahanan Iron Dome yang dibuat negara itu yang
setengah dana pembangunannya dibiayai oleh Amerika Serikat. Militer
Israel mengatakan, dari sekitar 48 roket yang menyasar Israel Rabu
kemarin, 14 di antaranya berhasil dicegat oleh Iron Dome.
Militer Israel mengklaim telah memborbardir 550 fasilitas Hamas,
termasuk 60 peluncur roket dan 11 rumah anggota senior Hamas. Dalam
serangan terbarunya, Israel menyasar sebuah mobil media Gaza yang
bertuliskan ‘TV’. Akibatnya, sopir mobil itu tewas. Selain itu, 4
lainnya terbunuh dalam pengeboman di sebuah kafe di Khan Yoounis di
selatan jalur Gaza, dan seorang pria tewas di pusat Gaza.
Sumber
Peta yang menunjukan perjalanan nabi Ibrahim dan exodus nabi Musa ke wilayah Canaan yang sekarang dikenal dengan Palestina foto
http://www.hort.purdue.edu
Berikut ini mencuat sajikan sejarah konfik Israel vs Pelstina dari awal seperti dikutip dari
algristian.wordpress.com yang bersumber dari Milis FUSI-FTUI
Latar belakang Sejarah Perang/Konfil Israel Palestina di Jalur Gaza
Konflik Palestina – Israel menurut sejarah sudah 31
tahun ketika pada tahun 1967 Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria
dan berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir), dataran tinggi Golan
(Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania). Sampai sekarang
perdamaian sepertinya jauh dari harapan. Ditambah lagi terjadi
ketidaksepakatan tentang masa depan Palestina dan hubungannya dengan
Israel di antara faksi-faksi di Palestina sendiri.
Tulisan ini dimaksudkan sebagai pengingat
sekaligus upaya membuka pemahaman kita mengenai latar belakang sejarah
sebab terjadinya konflik ini.
*2000 SM – 1500 SM*
Istri Nabi Ibrahim A.s., Siti Hajar mempunyai anak Nabi Ismail A.s.
(bapaknya bangsa Arab) dan Siti Sarah mempunyai anak Nabi Ishak A.s.
yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil,
Qur’an). Anak keturunannya disebut Bani Israel sebanyak 7 orang
12 orang. Salah satunya bernama Nabi Yusuf A.s. yang ketika kecil
dibuang oleh saudara-saudaranya yang dengki kepadanya. Nasibnya yang
baik membawanya ke tanah Mesir dan kemudian dia menjadi bendahara
kerajaan Mesir. Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. beserta
saudara-saudara Yusuf bermigrasi ke Mesir. Populasi anak keturunan
Israel (Nabi Ya’qub A.s.) membesar.
*1550 SM – 1200 SM*
Politik di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi
Negara Mesir. Banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang
asli Mesir dan menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa
Israel diturunkan statusnya menjadi budak.
*1200 SM – 1100 SM*
Nabi Musa A.s. memimpin bangsa Israel meninggalkan Mesir, mengembara di
gurun Sinai menuju tanah yang dijanjikan, asalkan mereka taat kepada
Allah Swt – dikenal dengan cerita Nabi Musa A.s. membelah laut ketika
bersama dengan bangsa Israel dikejar-kejar oleh tentara Mesir
menyeberangi Laut Merah.
Namun saat mereka diperintah untuk memasuki tanah Filistin (Palestina), mereka membandel dan berkata:
“Hai, Musa, kami sekali-kali tidak akan
memasukinya selama-lamanya, selagi ada orang yang gagah perkasa di
dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu (Tuhanmu), dan
berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini
saja.” (QS 5:24)
Akibatnya mereka dikutuk oleh Allah Swt dan hanya berputar-putar saja di sekitar Palestina. Belakangan
agama yang dibawa Nabi Musa A.s. disebut Yahudi – menurut salah satu
marga dari bangsa Israel yang paling banyak keturunannya, yakni Yehuda,
dan akhirnya bangsa Israil – tanpa memandang warga negara atau tanah
airnya – disebut juga orang-orang Yahudi.
*Sulit mengetahui asal-usul penyebutan nama Yahudi,
apalagi dinisbatkan kepada Yehuda. Di dalam Perjanjian Lama, kata
“Yahudi” baru mulai ditemukan pada kitab Ezra. Sedangkan pada
kitab-kitab sebelumnya hanya disebut anak-anak Israel atau Bani Israel.
Di dalam Alquran atau Hadits sendiri anak keturunan Nabi Ya’qub disebut
Bani Israil, sedangkan penyebutan “Yahudi” lebih sering bermakna
golongan yangdimurkai Allah, dien (atau jalan hidup seperti halnya
Nasrani, Sabiin, Majusi dan Islam)*
*1000 SM – 922 SM*
Nabi Daud A.s. (anak Nabi Musa A.s.) mengalahkan Goliath (Jalut, Qur’an)
dari Filistin. Palestina berhasil direbut. Daud kemudian menjadi raja
menggantikan Raja Thalut. Wilayah kerajaannya membentang dari tepi
sungai Nil hingga sungai Efrat di Iraq. Sekarang ini Yahudi tetap
memimpikan kembali kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja
Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan
Bintang Daud. Kepemimpinan Daud A.s. diteruskan oleh anaknya, Nabi
Sulaiman A.s.
*922 SM – 800 SM*
Sepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang
berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni
bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama
Yehuda beribukota Yerusalem.
*800 SM – 600 SM*
Karena kerajaan Israel sudah terlalu durhaka kepada Allah Swt maka
kerajaan tersebut dihancurkan oleh Allah Swt melalui penyerangan
kerajaan Asyiria.
“Sesungguhnya Kami telah mengambil kembali
perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka
rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan
membawa apa yang tidak diingini hawa nafsu mereka, maka sebagian
rasul-rasul itu mereka dustakan atau mereka bunuh.” (QS 5:70)
Hal ini juga bisa dibaca di Injil (Bible) pada Kitab Raja-raja ke-1 14:15 dan Kitab Raja-raja ke-2 17:18.
*600 SM – 500 SM*
Kerajaan Yehuda dihancurkan lewat tangan Nebukadnezar dari Babylonia .
Dalam Injil Kitab Raja-raja ke-2 23:27 dinyatakan bahwa mereka tidak
mempunyai hak lagi atas Yerusalem. Mereka diusir dari Yerusalem dan
dipenjara di Babylonia .
*500 SM – 400 SM*
Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem.
*330 SM – 322 SM*
Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan
hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani menjadi
bahasa resmi Israel. Penulisan Injil dalam bahasa Yunani bukan karena
bahasa resmi Israel yang pada saat itu dijajah oleh Romawi. Melainkan
penulis dan penyebar Injil, Paulus, memang orang Romawi yang berbahasa
yunani.
*300 SM – 190 SM*
Yunani dikalahkan Romawi. Maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.
*1 – 100 M*
Nabi Isa A.s. lahir. Nantinya akan ada penghembusan isu bahwa Nabi Isa
merupakan pemimpin gerakan melawan penguasa Romawi. Riil-nya Nabi Isa
tidak membangun gerakan melawan penguasa Romawi, justru isu tersebut
dihembuskan oleh para Rabbi Yahudi yang tidak suka ajaran puritan
(kembali ke Taurat asli) yang dibawa oleh Nabi Isa. Pilatus sendiri
menyalib Nabi Isa atas desakan para Imam yang cemburu kepada Nabi Isa.
Mengapa? karena Pilatus tidak beragama Yahudi sehingga hukuman untuk
orang Yahudi haruslah ditentukan oleh orang Yahudi sendiri.
*100 – 300 *
Pemberontakan berulang. Akibatnya Palestina dihancurkan dan dijadikan
area bebas Yahudi. Mereka dideportasi keluar Palestina dan terdiaspora
ke segala penjuru imperium Romawi. Namun demikian tetap ada sejumlah
kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina. Dengan masuknya
Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan
sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.
*313 *
Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.
*500 – 600*
Nabi Muhammad Saw lahir di tahun 571 M. Bangsa Yahudi merembes ke
semenanjung Arabia (di antaranya di Khaibar dan sekitar Madinah),
kemudian berimigrasi dalam jumlah besar ke daerah tersebut ketika
terjadi perang antara Romawi dengan Persia .
*621*
Nabi Muhammad Saw melakukan perjalanan ruhani Isra’ dari masjidil Haram
di Makkah ke masjidil Aqsa di Palestina dilanjutkan perjalana Mi’raj ke
Sidrathul Muntaha (langit lapis ke-7). Rasulullah menetapkan Yerusalem
sebagai kota suci ke-3 ummat Islam, dimana sholat di masjidil Aqsa
dinilai 500 kali dibanding sholat di masjid lain selain masjidil Haram
di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Aqsa juga menjadi
kiblat umat Islam sebelum dipindah arahnya ke Ka’bah di masjidil Haram,
Makkah.
*622*
Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah dan pendirian negara Islam – yang
selanjutnya disebut khilafah. Nabi mengadakan perjanjian dengan bangsa
Yahudi yang menjadi penduduk Madinah dan sekitarnya, yang dikenal dengan
“Piagam Madinah”.
*626*
Pengkhianatan Yahudi dalam Perang Khandaq (perang parit) dan berarti
melanggar Perjanjian Madinah. Sesuai dengan aturan di dalam kitab Taurat
mereka sendiri, mereka harus menerima hukuman dibunuh atau diusir.
*638*
Di bawah pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Khattab ra. Seluruh Palestina
dimerdekakan dari penjajah Romawi. Seterusnya seluruh penduduk
Palestina, Muslim maupun Non Muslim, hidup aman di bawah pemerintahan
khilafah. Kebebasan beragama dijamin sepenuhnya.
*700 – 1000*
Wilayah Islam meluas dari Asia Tengah, Afrika hingga Spanyol. Di
dalamnya, bangsa Yahudi mendapat peluang ekonomi dan intelektual yang
sama. Ada beberapa ilmuwan terkenal di dunia Islam yang sesungguhnya
adalah orang Yahudi.
*1076*
Yerusalem dikepung oleh tentara salib dari Eropa. Karena pengkhianatan
kaum munafik (sekte Drusiah yang mengaku Islam tetapi ajarannya sesat),
pada tahun 1099 M tentara salib berhasil menguasai Yerusalem dan
mengangkat seorang raja Kristen. Penjajahan ini berlangsung hingga 1187 M
sampai Salahuddin Al-Ayyubi membebaskannya dan setelah itu ummat Islam
yang terlena sufisme yang sesat bisa dibangkitkan kembali.
*1453*
Setelah melalui proses reunifikasi dan revitalisasi wilayah-wilayah
khilafah yang tercerai berai setelah hancurnya Baghdad oleh tentara
Mongol (1258 M),khilafah Utsmaniah di bawah Muhammad Fatih menaklukan
Konstatinopel, dan mewujudkan nubuwwah Rasulullah.
*1492*
Andalusia sepenuhnya jatuh ke tangan Kristen Spanyol (reconquista).
Karena cemas suatu saat umat Islam bisa bangkit lagi, maka terjadi
pembunuhan, pengusiran dan pengkristenan massal. Hal ini tidak cuma
diarahkan pada Muslim namun juga pada Yahudi. Mereka lari ke wilayah
khilafah Utsmaniyah, diantaranya ke Bosnia. Pada 1992 Raja Juan Carlos
dari Spanyol secara resmi meminta maaf kepada pemerintah Israel atas
holocaust (pemusnahan etnis) 500 tahun sebelumnya. (Tapi tidak
permintaan maaf kepada umat Islam).
*1500 – 1700*
Kebangkitan pemikiran di Eropa, munculnya sekularisme (pemisahan agama/
gereja dengan negara), nasionalisme dan kapitalisme. Mulainya kemajuan
teknologi moderen di Eropa. Abad penjelajahan samudera dimulai. Mereka
mencari jalur perdagangan alternatif ke India dan Cina, tanpa melalui
daerah-daerah Islam. Tapi akhirnya mereka didorong oleh semangat
kolonialisme dan imperialisme, yakni Gold, Glory dan Gospel. Gold
berarti mencari kekayaan di tanah jajahan, Glory artinya mencari
kemasyuran di atas bangsa lain dan Gospel (Injil) artinya menyebarkan
agama Kristen ke penjuru dunia.
*1529*
Tentara khilafah berusaha menghentikan arus kolonialisme/imperialisme
serta membalas reconquista langsung ke jantung Eropa dengan mengepung
Wina, namun gagal. Tahun 1683 M kepungan diulang, dan gagal lagi.
Kegagalan ini terutama karena tentara Islam terlalu yakin pada jumlah
dan perlengkapannya.
“… yaitu ketika kamu menjadi congkak karena
banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat
kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu,
kemudian kamu lari ke belakang dan bercerai-berai.” (QS 9:25)
*1798*
Napoleon berpendapat bahwa bangsa Yahudi bisa diperalat bagi
tujuan-tujuan Perancis di Timur Tengah. Wilayah itu secara resmi masih
di bawah Khilafah.
*1831*
Untuk mendukung strategi “devide et impera” Perancis mendukung gerakan
nasionalisme Arab, yakni Muhammad Ali di Mesir dan Pasya Basyir di
Libanon. Khilafah mulai lemah dirongrong oleh semangat nasionalisme yang
menular begitu cepat di tanah Arab.
*1835*
Sekelompok Yahudi membeli tanah di Palestina, dan lalu mendirikan
sekolah Yahudi pertama di sana. Sponsornya adalah milyuder Yahudi di
Inggris, Sir Moshe Monteveury, anggota Free Masonry. Ini adalah pertama
kalinya sekolah berkurikulum asing di wilayah Khilafah.
*1838*
Inggris membuka konsulat di Yerusalem yang merupakan perwakilan Eropa pertama di Palestina.
*1849*
Kampanye mendorong imigrasi orang Yahudi ke Palestina. Pada masa itu
jumlah Yahudi di Palestina baru sekitar 12.000 orang. Pada tahun 1948
jumlahnya menjadi 716.700 dan pada tahun 1964 sudah hampir 3 juta orang.
*1882*
Imigrasi besar-besaran orang Yahudi ke Palestina yang berselubung agama,
simpati dan kemanusiaan bagi penderitaan Yahudi di Eropa saat itu.
*1891*
Para penduduk Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut
dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat
itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “The Sick Man at
Bosporus”). Dekadensi pemikiran meluas, walau Sultan Abdul Hamid sempat
membuat terobosan dengan memodernisir infrastruktur, termasuk memasang
jalur kereta api dari Damaskus ke Madinah via Palestina! Sayang, sebelum
selesai, Sultan Abdul Hamid dipecat oleh Syaikhul Islam (Hakim Agung)
yang telah dipegaruhi oleh Inggris. Perang Dunia I meletus, dan jalur
kereta tersebut dihancurkan.
*1897*
Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta
kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, bahwa umat Yahudi tidaklah
sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk
hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis
menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada
“tanah yang bersejarah bagi mereka”. Sebelumnya Inggris hampir
menjanjikan tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin! Di kongres
itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan
penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun.
Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa
diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl
berkata, “Dalam 50 tahun akan ada negara Yahudi!” Apa yang direncanakan
Herzl menjadi kenyataan pada tahun 1948.
*1916*
Perjanjian rahasia Sykes – Picot oleh sekutu (Inggris, Perancis, Rusia)
dibuat saat meletusnya Perang Dunia (PD) I, untuk mencengkeram
wilayah-wilayah Arab dan Khalifah Utsmaniyah dan membagi-bagi di antara
mereka. PD I berakhir dengan kemenangan sekutu, Inggris mendapat control
atas Palestina. Di PD I ini, Yahudi Jerman berkomplot dengan Sekutu
untuk tujuan mereka sendiri (memiliki pengaruh atau kekuasaan yang lebih
besar).
*1917*
Menlu Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, dalam deklarasi
Balfour memberitahu pemimpin Zionis Inggris, Lord Rothschild, bahwa
Inggris akan memperkokoh pemukiman Yahudi di Palestina dalam membantu
pembentukan tanah air Yahudi. Lima tahun kemudian Liga Bangsa-bangsa
(cikal bakal PBB) memberi mandat kepada Inggris untuk menguasai
Palestina.
*1938*
Nazi Jerman menganggap bahwa pengkhianatan Yahudi Jerman adalah biang
keladi kekalahan mereka pada PD I yang telah menghancurkan ekonomi
Jerman. Maka mereka perlu “penyelesaian terakhir” (endivsung). Ratusan
ribu keturunan Yahudi dikirim ke kamp konsentrasi atau lari ke luar
negeri (terutama ke AS). Sebenarnya ada etnis lain serta kaum
intelektual yang berbeda politik dengan Nazi yang bernasib sama, namun
setelah PD II Yahudi lebih berhasil menjual ceritanya karena menguasai
banyak surat kabar atau kantor-kantor berita di dunia.
*1944*
Partai buruh Inggris yang sedang berkuasa secara terbuka memaparkan
politik “membiarkan orang-orang Yahudi terus masuk ke Palestina, jika
mereka ingin jadi mayoritas. Masuknya mereka akan mendorong keluarnya
pribumi Arab dari sana.” Kondisi Palestina pun memanas.
*1947*
PBB merekomendasikan pemecahan Palestina menjadi dua negara: Arab dan Israel .
*1948, 14 Mei*.
Sehari sebelum habisnya perwalian Inggris di Palestina, para pemukim
Yahudi memproklamirkan kemerdekaan negara Israel . Mereka melakukan
agresi bersenjata terhadap rakyat Palestina yang masih lemah, hingga
jutaan dari mereka terpaksa mengungsi ke Libanon, Yordania, Syria ,
Mesir dan lain-lain. Palestina Refugees menjadi tema dunia. Namun mereka
menolak eksistensi Palestina dan menganggap mereka telah memajukan
areal yang semula kosong dan terbelakang. Timbullah perang antara Israel
dan negara-negara Arab tetangganya. Namun karena para pemimpin Arab
sebenarnya ada di bawah pengaruh Inggris – lihat Imperialisme Perancis
dan Inggris di tanah Arab sejak tahun 1798 – maka Israel mudah merebut
daerah Arab Palestina yang telah ditetapkan PBB.
*1948, 2 Desember*
Protes keras Liga Arab atas tindakan AS dan sekutunya berupa dorongan
dan fasilitas yang mereka berikan bagi imigrasi zionis ke Palestina.
Pada waktu itu, Ikhwanul Muslimin (IM) di bawah Hasan Al-Banna mengirim
10.000 mujahidin untuk berjihad melawan Israel . Usaha ini kandas bukan
karena mereka dikalahkan Israel, namun karena Raja Farouk yang korup
dari Mesir takut bahwa di dalam negeri IM bisa melakukan kudeta,
akibatnya tokoh-tokoh IM dipenjara atau dihukum mati.
*1956, 29 Oktober*
Israel dibantu Inggris dan Perancis menyerang Sinai untuk menguasai
terusan Suez. Pada kurun waktu ini, militer di Yordania menawarkan baiat
ke Hizbut Tahrir (salah satu harakah Islam) untuk mendirikan kembali
Khilafah. Namun Hizbut Tahrir menolak, karena melihat rakyat belum siap.
*1964*
Para pemimpin Arab membentuk PLO (Palestine Liberation Organization) .
Dengan ini secara resmi, nasib Palestina diserahkan ke pundak bangsa
Arab-Palestina sendiri, dan tidak lagi urusan umat Islam. Masalah
Palestina direduksi menjadi persoalan nasional bangsa Palestina.
*1967*
Israel menyerang Mesir, Yordania dan Syria selama 6 hari dengan dalih
pencegahan, Israel berhasil merebut Sinai dan Jalur Gaza (Mesir),
dataran tinggi Golan (Syria), Tepi Barat dan Yerussalem (Yordania).
Israel dengan mudah menghancurkan angkatan udara musuhnya karena dibantu
informasi dari CIA (Central Intelligence Agency = Badan Intelijen Pusat
milik USA ). Sementara itu angkatan udara Mesir ragu membalas serangan
Israel, karena Menteri Pertahanan Mesir ikut terbang dan memerintahkan
untuk tidak melakukan tembakan selama dia ada di udara.
*1967, Nopember*
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 242, untuk perintah
penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya dalam perang 6
hari, pengakuan semua negara di kawasan itu, dan penyelesaian secara
adil masalah pengungsi Palestina.
*1969*
Yasser Arafat dari faksi Al-Fatah terpilih sebagai ketua Komite Eksekutif PLO dengan markas di Yordania.
*1970*
Berbagai pembajakan pesawat sebagai publikasi perjuangan rakyat
Palestina membuat PLO dikecam oleh opini dunia, dan Yordania pun
dikucilkan. Karena ekonomi Yordania sangat tergantung dari AS, maka
akhirnya Raja Husein mengusir markas PLO dari Yordania. Dan akhirnya PLO
pindah ke Libanon.
*1973, 6 Oktober*
Mesir dan Syria menyerang pasukan Israel di Sinai dan dataran tinggi
Golan pada hari puasanya Yahudi Yom Kippur. Pertempuran ini dikenal
dengan Perang Oktober. Mesir dan Syria hampir menang, kalau Israel tidak
tiba-tiba dibantu oleh AS. Presiden Mesir Anwar Sadat terpaksa
berkompromi, karena dia cuma siap untuk melawan Israel, namun tidak siap
berhadapan dengan AS. Arab membalas kekalahan itu dengan menutup keran
minyak. Akibatnya harga minyak melonjak pesat.
*1973, 22 Oktober*
Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi Nomor 338, untuk gencatan
senjata, pelaksanaan resolusi Nomor 242 dan perundingan damai di Timur
Tengah.
*1977*
Pertimbangan ekonomi (perang telah memboroskan kas negara) membuat Anwar
Sadat pergi ke Israel tanpa konsultasi dengan Liga Arab. Ia menawarkan
perdamaian, jika Israel mengembalikan seluruh Sinai. Negara-negara Arab
merasa dikhianati. Karena langkah politiknya ini, belakangan Anwar Sadat
dibunuh pada tahun 1982.
*1978, September*
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian Camp David yang diprakarsai
AS. Perjanjian itu menjanjikan otonomi terbatas kepada rakyat Palestina
di wilayah-wilayah pendudukan Israel . Sadat dan PM Israel Menachem
Begin dianugerahi Nobel Perdamaian 1979. namun Israel tetap menolak
perundingan dengan PLO dan PLO menolak otonomi. Belakangan, otonomi
versi Camp David ini tidak pernah diwujudkan, demikian juga otonomi
versi lainnya. Dan AS sebagai pemrakarsanya juga tidak merasa wajib
memberi sanksi, bahkan selalu memveto resolusi PBB yang tidak
menguntungkan pihak Israel .
*1980*
Israel secara sepihak menyatakan bahwa mulai musim panas 1980 kota Yerussalem yang didudukinya itu resmi sebagai ibukota.
*1982*
Israel menyerang Libanon dan membantai ratusan pengungsi Palestina di
Sabra dan Shatila. Pelanggaran terhadap batas-batas internasional ini
tidak berhasil dibawa ke forum PBB karena – lagi-lagi – veto dari AS.
Belakangan Israel juga dengan enaknya melakukan serangkaian pemboman
atas instalasi militer dan sipil di Iraq, Libya, dan Tunis .
*1987*
Intifadhah, perlawanan dengan batu oleh orang-orang Palestina yang
tinggal di daerah pendudukan terhadap tentara Israel mulai meledak.
Intifadhah ini diprakarsai oleh HAMAS, suatu harakah Islam yang memulai
aktivitasnya dengan pendidikan dan sosial.
*1988, 15 Nopember*
Diumumkan berdirinya negara Palestina di Aljiria, ibu kota.Aljazair.
Dengan bentuk negara Republik Parlementer. Ditetapkan bahwa Yerussalem
Timur sebagai ibukota negara dengan Presiden pertamanya adalah Yasser
Arafat. Setelah Yasser Arafat mangkat kursi presiden diduduki oleh
Mahmud Abbas. Dewan Nasional Palestina, yang identik dengan Parlemen
Palestina beranggotakan 500 orang.
*1988, Desember*
AS membenarkan pembukaan dialog dengan PLO setelah Arafat secara tidak
langsung mengakui eksistensi Israel dengan menuntut realisasi resolusi
PBB Nomor 242 pada waktu memproklamirkan Republik Palestina di
pengasingan di Tunis.
*1991, Maret*
Yasser Arafat menikahi Suha, seorang wanita Kristen. Sebelumnya Arafat selalu mengatakan “menikah dengan revolusi Palestina”.
*1993, September*
PLO – Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel
berjanji memberikan hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan. Motto
Israel adalah “land for peace” (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu
dikecam keras oleh pihak ultra-kanan Israel maupun kelompok di Palestina
yang tidak setuju. Namun negara negara Arab (Saudi Arabia , Mesir,
Emirat dan Yordania) menyambut baik perjanjian itu. Mufti Mesir dan
Saudi mengeluarkan “fatwa” untuk mendukung perdamaian.
Setelah kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke
PLO, maka sesuai perjanjian dengan Israel, PLO harus mengatasi segala
aksi-aksi anti Israel. Dengan ini maka sebenarnya PLO dijadikan
perpanjangan tangan Yahudi.
Yasser Arafat, Yitzak Rabin, dan Shimon Peres mendapat Nobel Perdamaian atas usahanya tersebut.
*1995*
Rabin dibunuh oleh Yigar Amir, seorang Yahudi fanatik. Sebelumnya, di
Hebron, seorang Yahudi fanatik membantai puluhan Muslim yang sedang
shalat subuh. Hampir tiap orang dewasa di Israel, laki-laki maupun
wanita, pernah mendapat latihan dan melakukan wajib militer. Gerakan
Palestina yang menuntut kemerdekaan total menteror ke tengah masyarakat
Israel dengan bom “bunuh diri”. Targetnya, menggagalkan usaha perdamaian
yang tidak adil itu. Sebenarnya “land for peace” diartikan Israel
sebagai “Israel dapat tanah, dan Arab Palestina tidak diganggu (bisa
hidup damai).”
*1996*
Pemilu di Israel dimenangkan secara tipis oleh Netanyahu dari partai
kanan, yang berarti kemenangan Yahudi yang anti perdamaian. Netanyahu
mengulur-ulur waktu pelaksanaan perjanjian perdamaian. Ia menolak adanya
negara Palestina, agar Palestina tetap sekedar daerah otonom di dalam
Israel. Ia bahkan ingin menunggu/menciptakan kontelasi baru (pemukiman
Yahudi di daerah pendudukan, bila perlu perluasan hingga ke Syria dan
Yordania) untuk sama sekali membuat perjanjian baru.
AS tidak senang bahwa Israel jalan sendiri di luar
garis yang ditetapkannya. Namun karena lobby Yahudi di AS terlalu kuat,
maka Bill Clinton harus memakai agen-agennya di negara-negara Arab untuk
“mengingatkan” si “anak emasnya” ini. Maka sikap negara-negara Arab
tiba-tiba kembali memusuhi Israel . Mufti Mesir malah kini memfatwakan
jihad terhadap Israel .
Sementara itu Uni Eropa (terutama Inggris dan
Perancis) juga mencoba “aktif” menjadi penengah, yang sebenarnya juga
hanya untuk kepentingan masing-masing dalam rangka menanamkan
pengaruhnya di wilayah itu. Mereka juga tidak rela kalau AS “jalan
sendiri” tanpa bicara dengan Eropa.
*2002 – Sampai sekarang*
Sebuah usul perdamaian saat ini adalah Peta menuju perdamaian
yang diajukan oleh Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika
Serikat pada 17 September 2002. Israel juga telah menerima peta itu
namun dengan 14 “reservasi”. Pada saat ini Israel sedang menerapkan
sebuah rencana pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan oleh
Perdana Menteri Ariel Sharon. Menurut rencana yang diajukan kepada AS,
Israel menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh “kehadiran sipil
dan militer yang permanen” di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di
sana, dan 4 pemumikan di Tepi Barat), namun akan “mengawasi dan mengawal
kantong-kantong eksternal di darat, akan mempertahankan kontrol
eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan kegiatan
militer di wilayah laut dari Jalur Gaza.
Pemerintah Israel berpendapat bahwa “akibatnya, tidak
akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah
pendudukan,” sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila pemisahan
diri itu terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel “akan
diizinkan untuk menyelesaikan tembok – artinya, Penghalang Tepi Barat
Israel – dan mempertahankan situasi di Tepi Barat seperti adanya
sekarang ini.
Di hari kemenangan Partai Kadima pada pemilu tanggal
28 Maret 2006 di Israel, Ehud Olmert – yang kemudian diangkat sebagai
Perdana Menteri Israel menggantikan Ariel Sharon yang berhalangan tetap
karena sakit – berpidato. Dalam pidato kemenangan partainya, Olmert
berjanji untuk menjadikan Israel negara yang adil, kuat, damai, dan
makmur, menghargai hak-hak kaum minoritas, mementingkan pendidikan,
kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta terutama sekali berjuang untuk
mencapai perdamaian yang kekal dan pasti dengan
bangsa Palestina. Olmert menyatakan bahwa sebagaimana Israel bersedia
berkompromi untuk perdamaian, ia mengharapkan bangsa Palestina pun harus
fleksibel dengan posisi mereka. Ia menyatakan bahwa bila Otoritas
Palestina, yang kini dipimpin Hamas, menolak mengakui Negara Israel,
maka Israel “akan menentukan nasibnya di tangannya sendiri” dan secara
langsung menyiratkan aksi sepihak. Masa depan pemerintahan koalisi ini
sebagian besar tergantung pada niat baik partai-partai lain untuk
bekerja sama dengan perdana menteri yang baru terpilih.
Sementara itu sebelum terjadinya serangan
habis-habisan Israel ke Gaza (27/12/2008), sudah terjadi
serangan-serangan kecil di antara kedua belah pihak di sekitar Jalur
Gaza, disebabkan Israel menutup tempat-tempat penyeberangan atau jalur
komersial ke Gaza sehingga pasokan bahan baker minyak terhenti, yang
memaksa satu-satunya pusat pembangkit listrik di Jalur Gaza tutup.